Potensi dan Strategi Penerbitan Blue Sukuk

Main Article Content

Eri Hariyanto

Abstract

The implementation of a deficit budget policy encourages the government to innovate sources of financing. Among these innovations is the issuance of Sukuk Negara. The role of the Sukuk Negara to be encouraged in order to make a greater contribution to development. On the other side the Government is also faced with realizing the Sustainable Development Goals (SDGs) in 2030. One of the seventeen development goals is to protect marine resources. The challenges of sustainable development on the other hand become an opportunity for the Government to develop financing instruments for the marine sector. This challenge is an opportunity for the issuance of Blue Sukuk. Researchers examined the opportunity for the issuance of Blue Sukuk by using two methods, namely Regulatory Impact Analysis (RIA) and Strength Weakness Opportunity and Threat (SWOT) Analysis. Comparison of benefits and costs in the RIA method resulting in values> 1 means that the issuance of Blue Sukuk is feasible. While the SWOT analysis shows the strength and opportunity are more dominant than other factors. Based on this, the strategy to be implemented is to identify the absorption capacity of domestic and global financial markets to find out the potential of Blue Sukuk investors.

Article Details

How to Cite
Hariyanto, E. (2020). Potensi dan Strategi Penerbitan Blue Sukuk. Indonesian Treasury Review: Jurnal Perbendaharaan, Keuangan Negara Dan Kebijakan Publik, 5(2), 151-170. https://doi.org/https://doi.org/10.33105/itrev.v5i2.216
Section
Articles

References

Adam, N. J., & Thomas, A. (2004). Islamic bonds: your guide to issuin, structuring, and investing in sukuk. London: Euromoney Books.
Adrianto, L. (2015). Tata kelola kawasan konservasi perairan untuk perikanan berkelanjutan di Indonesia. Seri Publikasi PKSPL-IPB.
Anggraini, Y. (2018). Peran green sukuk dalam memperkokoh posisi Indonesia di pasar keuangan syariah global. El-Barka: Journal of Islamic Economics and Business, 1(2), 251–268.
Biro Hukum Kementerian PPN/BAPPENAS. (2011). Pengembangan dan implementasi metode regulatory impact analysis (ria) untuk menilai kebijakan (peraturan dan non peraturan) di Kementerian PPN/BAPPENAS. Jakarta: Kementerian PPN/BAPPENAS.
Choliq, A. (1999). Evaluasi proyek: edisi revisi. Jakarta: Pinir Jaya.
Direktorat Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan. (2015). Sukuk negara instrumen keuangan berbasis syariah. Jakarta: Direktorat Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan.
Dahuri, R. (2010). Paradigma baru pembangunan Indonesia berbasis kelautan. Orasi ilmiah pengukuhan guru besar tetap bidang pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Dermawan, A. (2019). KKP terus kembangkan pengelolaan pulau-pulau kecil dan terluar sebagai kedaulatan bangsa. Diakses tanggal 28 Juni 2020, dari https://kkp.go.id/djprl/artikel/10236-kkp-terus-kembangkan-pengelolaan-pulau-pulau-kecil-dan-terluar-sebagai-kedaulatan-bangsa.
Dermawan, A. (2017). Refleksi 2017 dan outlook 2018 membangun dan menjaga ekosistem laut indonesia bersama ditjen pengelolaan ruang laut. Diakses tanggal 28 Juni 2020, dari https://kkp.go.id/djprl/artikel/2798-refleksi-2017-dan-outlook-2018-membangun-dan-menjaga-ekosistem-laut-indonesia-bersama-ditjen-pengelolaan-ruang-laut.
Hariadi, B. (2002). Akuntansi manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Hariyanto, E. (2017a). Evaluasi kebijakan penerbitan Sukuk Negara sebagai instrumen pembiayaan APBN (1 ed.). Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Hariyanto, E. (2017b). Mengenal sukuk negara instrumen pembiayaan apbn dan sarana investasi masyarakat. (D. Indiahono, Ed.) (1 ed.). Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Ilma, A. F. N. (2017). Blue economy : kesimbangan perspektif ekonomi dan lingkungan. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, 14(1), 1-10.
Niermasasi, R. (2013). Blue economy. Diakses tanggal 28 Juni 2020, dari https://www.kompasiana.com/www.rieres.com/555f7ff1a223bd64048b456f/blue-econom.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009. Manajemen pemasaran. Jakarta: Penerbit Indeks.
Mangkoesoebroto, G. (2018). Ekonomi publik: edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Manurung, M., & Rahardja, P. (2004). Uang, perbankan, dan ekonomi moneter (kajian kontekstual Indonesia). Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
Moolna, A. & Thompson, B. S. (2018). The blue economy approach for sustainability in seychelles & east africa. keele university institute for sustainable futures. Discussion Paper. Keele University, Keele.
OECD. (2008). Building an institutional framework for regulatory impact analysis (RIA): guidance for policy makers. Regulatory Policy Division: Directorate for Public Governance and Territorial Development.
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2011 Tentang Pembiayaan Proyek Melalui Penerbitan Sukuk Negara (SBSN).
Rakhmindyarto, & Sinulingga, F. (2014). Ekonomi biru untuk maritim Indonesia yang berkelanjutan. Diakses tanggal 28 Juni 2020, dari https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/ekonomi-biru-untuk-maritim-indonesia-yang-berkelanjutan.
Rani, F., & Cahayasari, W. (2015). Model blue economy di kawasan asia pasifik (studi kasus: penerapan model blue economy pada industri perikanan Indonesia). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau, 2(1) 1-14.
Rangkuti, F. (2016). Analisis SWOT: teknik membedah kasus bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sitorus, H. W. (2018). Analisis konsep blue economy pada sektor kelautan di Indonesia berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2014 tentang kelautan. JOM Fakultas Hukum, 5 (2), 1-15.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.
World Bank. (2018). Seychelles lounches world’s first sovereign blue bond. Diakses tanggal 28 Juni 2020, dari https://www.worldbank.org/en/news/ press-release/2018/10/29/seychelles-launches-worlds-first-sovereign-blue-bond.